Jumat, 27 Juli 2018

Prinsip kerja Telepon Selular


Didalam ponsel, terdapat sebuah pengeras suara, mikrofon, papan tombol, tampilan layar, dan powerful circuit board dengan mikroprosesor yang membuat setiap telepon seperti komputer mini. Ketika berhubungan dengan jaringan nirkabel, sekumpulan teknologi tersebut memungkinkan penggunanya untuk melakukan panggilan atau bertukar data dengan telepon lain atau dengan komputer.

Jaringan nirkabel beroperasi dalam sebuah jaringan yang membagi kota atau wilayah kedalam sel-sel yang lebih kecil. Satu sel mencakup beberapa blok kota atau sampai 250 mil persegi. Setiap sel menggunakan sekumpulan frekuensi radio atau saluran-saluran untuk memberikan layanan di area spesifik. Kekuatan radio ini harus dikontrol untuk membatasi jangkauan sinyal geografis. Oleh Karena itu, frekuensi yang sama dapat digunakan kembali di sel terdekat. Maka banyak orang dapat melakukan percakapan secara simultan dalam sel yang berbeda di seluruh kota atau wilayah, meskipun mereka berada dalam satu saluran.

Dalam setiap sel, terdapat stasiun dasar yang berisi antena nirkabel dan perlengkapan radio lain. Antena nirkabel dalam setiap sel akan menghbungkan penelepon ke jaringan telepon lokal, internet, ataupun jaringan nirkabel lain. Antena nirkabel mentransimiskan sinyal. Ketika ponsel dinyalakan, telepon akan mencari sinyal untuk mengkonfirmasi bahwa layanan telah tersedia. Kemudian telepon akan mentransmisikan nomor identifikasi tertentu, sehingga jaringan dapat melakukan verifikasi informasi konsumen- seperti penyedia layanan nirkabel, dan nomor telepon.

Panggilan dari telepon genggam ke telepon rumah

Ketika melakukan panggilan dari ponsel ke telepon rumah biasa, panggilan tersebut akan berjalan-jalan di melalui antena nirkabel terdekat dan akan diubah oleh penghantar nirkabel' ke sistem telepon landline tradisional. Panggilan tersebut kemudian akan langsung diarahkan ke jaringan telepon tradisional dan ke orang yang menjadi tujuan panggilan.

Panggilan dari Ponsel ke Ponsel

Ketika melakukan panggilan dari ini, panggilan akan dirutekan melalui jaringan landlinekepada pengantar nirkabel penerima atau akan dirutekan dalam jaringan nirkabel' ke tempat sel terdekat dengan orang yang menjadi tujuan panggilan. Pada saat berbicara di ponsel, maka telepon genggam akan menangkap suara dan mengubah suara menjadi energi frekuensi radio (gelombang radio). Gelombang radio akan berjalan melalui udara hingga menemukan penerima di stasiun dasar terdekat. Stasiun dasar kemudian akan mengirimkan panggilan tersebut melalui jaringan nirkabel hingga sampai pada orang yang menjadi tujuan telepon.

Panggilan jarak jauh

Ketika melakukan panggilan terhadap seseorang yang berada di luar negara si pemanggil berada, panggilan ini tergolong panggilan internasional. Panggilan akan dirutekan pada pusat pertukaran jarak jauh, yang menyambungkan panggilan antar negara atau seluruh dunia melaui kabel fiber optic.

Cara kerja Telepon Selular


Didalam ponsel, terdapat sebuah pengeras suara, mikrofon, papan tombol, tampilan layar, dan powerful circuit board dengan mikroprosesor yang membuat setiap telepon seperti komputer mini. Ketika berhubungan dengan jaringan nirkabel, sekumpulan teknologi tersebut memungkinkan penggunanya untuk melakukan panggilan atau bertukar data dengan telepon lain atau dengan komputer.

Jaringan nirkabel beroperasi dalam sebuah jaringan yang membagi kota atau wilayah kedalam sel-sel yang lebih kecil. Satu sel mencakup beberapa blok kota atau sampai 250 mil persegi. Setiap sel menggunakan sekumpulan frekuensi radio atau saluran-saluran untuk memberikan layanan di area spesifik. Kekuatan radio ini harus dikontrol untuk membatasi jangkauan sinyal geografis. Oleh Karena itu, frekuensi yang sama dapat digunakan kembali di sel terdekat. Maka banyak orang dapat melakukan percakapan secara simultan dalam sel yang berbeda di seluruh kota atau wilayah, meskipun mereka berada dalam satu saluran.

Dalam setiap sel, terdapat stasiun dasar yang berisi antena nirkabel dan perlengkapan radio lain. Antena nirkabel dalam setiap sel akan menghbungkan penelepon ke jaringan telepon lokal, internet, ataupun jaringan nirkabel lain. Antena nirkabel mentransimiskan sinyal. Ketika ponsel dinyalakan, telepon akan mencari sinyal untuk mengkonfirmasi bahwa layanan telah tersedia. Kemudian telepon akan mentransmisikan nomor identifikasi tertentu, sehingga jaringan dapat melakukan verifikasi informasi konsumen- seperti penyedia layanan nirkabel, dan nomor telepon.

Panggilan dari telepon genggam ke telepon rumah

Ketika melakukan panggilan dari ponsel ke telepon rumah biasa, panggilan tersebut akan berjalan-jalan di melalui antena nirkabel terdekat dan akan diubah oleh penghantar nirkabel' ke sistem telepon landline tradisional. Panggilan tersebut kemudian akan langsung diarahkan ke jaringan telepon tradisional dan ke orang yang menjadi tujuan panggilan.

Panggilan dari Ponsel ke Ponsel

Ketika melakukan panggilan dari ini, panggilan akan dirutekan melalui jaringan landlinekepada pengantar nirkabel penerima atau akan dirutekan dalam jaringan nirkabel' ke tempat sel terdekat dengan orang yang menjadi tujuan panggilan. Pada saat berbicara di ponsel, maka telepon genggam akan menangkap suara dan mengubah suara menjadi energi frekuensi radio (gelombang radio). Gelombang radio akan berjalan melalui udara hingga menemukan penerima di stasiun dasar terdekat. Stasiun dasar kemudian akan mengirimkan panggilan tersebut melalui jaringan nirkabel hingga sampai pada orang yang menjadi tujuan telepon.

Panggilan jarak jauh

Ketika melakukan panggilan terhadap seseorang yang berada di luar negara si pemanggil berada, panggilan ini tergolong panggilan internasional. Panggilan akan dirutekan pada pusat pertukaran jarak jauh, yang menyambungkan panggilan antar negara atau seluruh dunia melaui kabel fiber optic.

SISTEM KOMUNIKASI SELULAR




A.  Konsep Sistem Komunikasi Bergerak Selular

Konsep seluler mulai muncul di akhir tahun 1940-an yang digagas oleh perusahaan Bell Telephone di Amerika, yang sebelumnya menggunakan pemancar berdaya pancar besar dan ditempatkan di daerah yang tinggi dengan antena yang menjulang. diubah menjadi pemancar berdaya kecil. Setiap pemancar ini dirancang hanya untuk melayani daerah (disebut wilayah cakupan) yang kecil saja, sehingga disebut sel.
Prinsipnya, kanal-kanal –yang berupa frekuensi yang sama dapat digunakan secara berulangulang di sel-sel tertentu pada jarak antar sel tertentu pula, melaui pertimbangan yang matang sehingga pengaruh interferensinya (saling ganggu bertumpang tindih) dapat diabaikan. Penggunaan frekuensi yang sifatnya berulang ini dalam system seluler dinyatakan dengan sel berbentuk heksagonal yang mempunyai tanda huruf atau dapat juga berupa tanda angka yang sama.
Pemancar di setiap sel disebut stasiun induk (Base Station), yang sering disingkat dengan BTS (Base TransceiverStation) atau RBS (Radio Base Station). Pesawat teleponnya yang dapat ditaruh di saku sehinga dapat dibawa ke mana-mana disebut pesawat bergerak ‘mobile station’ yang disingkat MS, atau mobile phone, yang istilah populernya di media massa disebut handphone dengan singkatan populer “HP”, Istilah lazim untuk di Indonesia adalah ‘ponsel’, singkatan dari ‘telepon seluler’.


B.   Tahap Perkembangan Generasi Telepon Selular

Sistem seluler generasi pertama masih memakai teknologi analog. Sistem yang dikembangkan di Eropa dan Jepang bersamaan waktunya dengan yang di Amerika, yakni Advance Mobile Phone Sistem (AMPS). Di Inggris dikembangkan Total Access Communication Sistem (TACS), di Skandinavia: Nordic Mobile Telephone Sistem, (NMT) di Jepang: Nippon Advanced Mobile Telephone Service (NAMTS). Jerman Barat (negara Jerman waktu itu masih terbagi menjadi dua; Jerman Barat dan Jerman Timur) mengembangkan NETZ-C (C-450). Kemampuan standar masing-masing sistem tersebut di atas relatif sama tetapi spesifikasi operasionalnya secara teknik tidak mendunia, karena system dipilih dan dikembangkan di masing-masing negara untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri, termasuk pilihan frekuensinya yang ditentukan oleh pita frekuensi radio yang tersedia di setiap negara secara sendiri-sendiri. 
Walaupun konsep penggunaan sel dalam komunikasi seluler secara teori memberikan kapasitas layanan komunikasi yang tidak terbatas melalui pemecahan sel jika komunikasi di suatu wilayah sudah padat, di dalam prakteknya, para operator tetap menghadapi kesulitan sejak dimulainya penggunaan radio seluler tahun 1990-an. Logikanya jika komunikasi semakin padat maka harus dibuat sel-sel baru yang ukurannya semakin lama menjadi makin kecil. Memunculkan komunikasi seluler generasi kedua, dengan kapasitas layanan yang lebih besar serta tingkat kesesuaian (kompatibiltas ) antar beberapa negara.
Sistem seluler generasi kedua yang menggunakan teknik digital secara global ada empat macam, yakni : 
1. di Eropa, yang juga digunakan secara internasional; Groupe Speciale Mobile (GSM)      
              yang yang kini  lebih dikenal dengan Global Sistem for Mobile; 
         2. di Amerika Utara; North American Digital Cellular (NADC) yang dikenal dengan IS-54.
                3. di Jepang; Japanese Digital Cellular (JDC).
GSM yang kita kenal sekarang ini melalui nama layanan komunikasi di Indonesia seperti TELKOMSEL dengan kartu “simpati”-nya, dan PT INDOSAT dengan “mentari”-nya, dan PT EXELCOMINDO dengan “Pro-XL”-nya merupakan system komunikasi seluler standar generasi kedua, .yang bertujuan
untuk mengatasi masalah system yang operasionalnya secara teknis tidak bersesuaian, yang terjadi pada pada sistem seluler generasi pertama di Eropa, yang berlaku Eropa dalam pita 900 Mhz. di Eropa, GSM pertama kali diperkenalkan di benua Eropa tahun 1991.
 Menjelang akhir tahun 1993, beberapa Negara non-Eropa seperti di Amerika Selatan, Asia dan Australia ternyata mengacu ke teknik yang digunakan GSM, yakni DCS 1800, yang menangani layanan
komunikasi personal, yangdisebut Personal Communication Services (PCS) di pita 1,8 GHz sampai 2,0 GHz.
Kemampuan GSM disbanding sistem yang sudah lebih dulu ada adalah penggunaan modul identitas pelanggan yang disebut Subscriber Identity Module (SIMcard), yang merupakan peranti memori yang menyimpan informasi seperti nomor identifikasi (telepon) pelanggan, jaringan dan negara-negara tempat pelanggan berhak dilayani, kunci-kunci pribadi, dan informasi khusus bagi pengguna. Kemampuan kedua GSM yang mengherankan adalah kerahasiaan di udara yang disediakan oleh sistem. Tidak seperti telepon seluler analog yang bersifat FM, yang dapat disadap,orang tidak bisa menyadap atau turut mendengarkan transmisi radio GSM.
Kerahasiaan ini dibentuk oleh teknik yang dienkripsi digital (diacak dengan kode tertentu) di pemancar GSM, sesuai dengan kunci kriptografi tertentu yang hanya diketahui oleh operator. Kunci ini dapat diubah-ubah untuk setiap pengguna. Setiap operator dan pabrik pembuat GSM harus menandatangani nota kesepahaman (memorandum ofunderstanding) sebelum mengembangkan peralatan GSM maupun menyebarkan layanan sistemnya.
Setiap ponsel GSM diberi nomor identitas khusus yang disebut dengan singkatan IMEI (International MobileEquipment Identity) berupa deretan angka sepanjang 15 digit, atau IMEISV (International Mobile Equipment Identity andSoftware Version Number) 16 digit. IMEI maupun IMEISV memiliki sebuah struktur yang mencakup sandi persetujuan tipenya yang disingkat dengan TAC (type approval code) dan kode perakitan finalnya yang disebut FAC (final assembly code).

C.  Sel-Sel Menggunakan Kanal Frekuensi yang Berulang

Karena Sistem radio seluler menerapkan sistem sel yang memiliki cakupan wilayah layanan yang tidak begitu luas, maka kanal-kanal frekuensi transmsinya dapat digunakan berulang-ulang pada jarak antar sel tertentu. Jarak antar sel ini mempertimbangakan batas minimum yang diperhitungkan tidak mungkin akan terjadi antara kanal yang berfrekuensi sama.
Setiap BTS sebagai pusat dari sebuah sel akan diberi alokasi sekelompok kanal radio BTS di sel-sel yang berbatasan dengannya akan memperoleh sekelompok kanal atau frekuensi lain yang sama sekali berbeda dengan sel-sel yang mengitarinya.

D.  Penduplekan Dalam Kawasan Waktu dan Frekuensi

Agar dapat dilakukan komunikasi secara duleks penuh, yakni berbicara dan mendengar secara serentak, dibutuhkan dua saluran atau kanal sekaligus yang disebut penduplekan. Penduplekan dengan cara menggunakan frekuensi yang berbeda antara kanal terima dan kanal kirim disebut ‘penduplekan divisi frekuensi’ atau FDD. Cara lain untuk menciptakan penduplekan adalah dalam kawasan waktu, yang disebut ‘penduplekan divisi waktu’ atau disingkat dengan TDD. Komunikasi dikirim pada waktu yang berbeda, tetapi pada frekuensi yang sama.

E.   Perkembangan Sistem Komunikasi Bergerak

Perkembangan teknologi elektronika dalam perangkat keras yang semakin lama menjadi semakin kecil bentuknya dan semakin canggih bekerjanya mendorong perkembangan yang pesat pula dalam system komunikasi bergerak. Dorongan perkembangan komunikasi bergerak juga terkait dengan faktorfaktor seperti : adanya tuntutan dari segi kemudahan berkomunikasi dan kapasitas sistem, teknologi yang lebih murah, ukuran fisik sistem dan piranti yang lebihkemampuan komunikasi yang sedapat mungkin mendekati kemampuan komunikasi yang menggunakan transmisi kabel, yang berdimensi multimedia (suara, data, grafik dan gambar).
Evolusi komunikasi nirkabel bergerak tampaknya sudah akan mulai masuk ke generasi keempat. Pada sistem seluler generasi pertama, transmisi data percakapan analog antara BTS atau stasiun induk di setiap sel dengan pengguna ponselnya memiliki laju rendah, dan tidak efisien. Tetapi , penyalurannya dari BTS ke MSC, (mobileswitching center) atau Sentral Telepon.
Sinyal-sinyal percakapan biasanya di-digitalkan menggunakan format pemultiplekan divisi waktu (TDM) yang sudah distandarkan, dan selalu berbentuk digital dalam penyaluran selanjutnya dari MSC ke PSTN. Jika pada sistem komunikasi generasi pertama yang terutama dirancang untuk percakapan, jaringan-jaringan nirkabel generasi kedua secara khusus sudah dirancang untuk dapat pula melakukan fungsi radio panggil, layanan data lainnya seperti faksimil, dan pesan singkat (SMS).
Sistem komunikasi bergerak generasi ketiga menggunakan jaringan digital layanan terpadu berpita lebar (B-ISDN) untuk mengakses jaringan-jaringan informasi, seperti: internet dan basis data publik maupun data pribadi Munculnya berbagai istilah seperti Personal Communication Sistem (PCS) dan Personal Communication Network (PCN) menandai munculnya system generasi ketiga bagi perangkat perangkat genggam (ponsel)-nya. Nama lain dari PCS ini termasuk Future Public Land Mobile Telecommunication Sistems (FPLMTS) untuk penggunaan di seluruh dunia, yang juga dikenal dengan nama International Mobile Telecommunication 2000 (IMT 2000), dan Universal Mobile Telecommunication Sistem (UMTS).

SISTEM KOMUNIKASI SATELIT

Satelit adalah suatu perangkat microwave repeater station (stasiun pengulang gelombang micro) yang berfungsi untuk memperkuat sinyal yang berasal dari stasiun bumi serta memproses translasi frekuensi dari uplink frequensi yang terletak pada lebar bidnag frequensi mulai dari 5,925 GHz sampai dengan 6,425 GHz menjadi downlink frequensi dari 3,7 GHz sampai dengan 4,2GHz.
Pembagian Transponder Pada Satelit
            Lebar bidang frekuensi dalam satu transponder sebesar 40 Mhz, maka sesuai dengan bidang lebar frekuensi yang di gunakan pada satelit terdapat 12 transponder dengn polrisasi pertikal dan 12 transponder dengan polarisasi horizontal, dengan demikian jumlah keseluruhannya ada 24 transponder. Namun, dalam operasinya lebar bidang frekuensi transponder yang digunakan sebesar 36 Mhz, 2Mhz di sisi kiri dan kanan dari spectrum lebar bidang frekuensi transponder  merupakan  frekuensi gap (guard band frequency) yang di maksudkan untuk pengamanan agar tidak terjadi interferensi antara transponder.
Keuntungan Dan Kerugian

            -Keuntungan dari penggunaan SisKomSat yaitu:
            a.cakupan layanan yang cukup luas
            b. transmisi bersifat broadcast
            c.tidak tergantung pada jarak geografis
            d. kemampuan untuk melakukan berbagai jenis Multiple Acces
            f. bias diapalisasikan untuk jaringan akses
            g.bisa menyalurkan berbagai jenis layanan informasi.
-Adapaun kerugian dari penggunan SisKomSat adalah sebagai berikut.
            a.mempunyai delay yang cukup besar
            b.ketrbatasan daya dan bandwidth.
            c.kapasitas transmisi bit rate yang terbatas.
            d.persyaratan Teknis Operasi yang ketat.
            e.perlu adanya kordinasi dengan system satelit lainya.
            f.Up Front Cost tinggi (biaya launcing satelit tinggi)
            g.rentan terhadap pengaruh atmosfer

Satelit Geostasioner merupakan segmen angkasa pendukung layanan VSAT. Orbit ideal untuk satelit komunikasi adalah geostasioner, atau yang relatif statis terhadap bumi. Satelit yang digunakan untuk komunikasi hampir selalu berada pada orbit geostasioner secara eksklusif, berlokasi sekitar 36.000 km diatas permukaan bumi. Oleh karenanya disebut Satelit geostasioner karena satelit tersebut selalu berada di tempat yang sama sejalan dengan perputaran bumi pada sumbunya.
Gambaran Visual Satelit Indonesia
Sesuai dengan kesepakatan International Telecommunication Union (ITU), untuk menghindari terjadinya interferensi, setiap satelit ditempatkan dengan jarak dua derajat terpisah sehingga jumlah satelit maksimum yang dapat dioperasikan sebanyak 180 satelit.
Bagaimana pun, dengan pandangan untuk memaksimalkan penggunaan slot orbital, penempatan satelit secara bersama-sama dilakukan secara menyebar. Penempatan satelit secara bersama-sama dipisahkan 0,1 derajat di angkasa atau hampir sekitar 30 km. Interferensisinyal dari penempatan satelit bersamaan dicegah dengan menggunakan polarisasi ortogonal. Pada saat bersamaan perlengkapan stasiun bumi dapat menerima sinyal dari dua lokasi satelit tanpa orientasi ulang dari antena. Sinyal dapat di-diferensiasikan berdasarkan polarisasinya.
Segmen angkasa tersedia dari organisasi yang telah mendapatkan satelit, mengatur peluncuran, dan memimpin tes awal dalam orbit dan kemudian mengoperasikan satelit-satelit ini secara komersial.
Fungsi utama satelit dikerjakan oleh transponder. Ada beberapa transponder atau repeater dalam badan satelit. Transponder ini memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut:
  • Penerima sinyal
Transponder menerima sinyal yang di uplink oleh VSAT atau Hub.
  • Translasi frekuensi
Frekuensi dari sinyal yang diterima ditranslasikan ke frekuensi yang berbeda, dikenal sebagai frekuensi downlink. Translasi frekuensi meyakinkan bahwa tidak ada feedback positif dan juga menghindari interferensiisu yang terkait.
  • Penguatan
Transponder juga menguatkan sinyal downlink.
Sejumlah transponder menentukan kapasitas satelit. Kapasitas transponder satelit untuk satelit generasi Palapa B yaitu terdiri dari 24 transponder yang terbagi atas 12 transponder untuk polarisasi horizontal dan 12 transponder untuk polarisasi vertikal. Tiap transponder memiliki bandwith 40 MHz.
Jenis band frekuensi Satelit sebagai berikut:
Frequency Band
Uplink (GHz)
Downlink (GHz)
C-Band
5.925 sampai 6.425
3.700 sampai 4.200
Ext- C-Band
6.725 sampai 7.025
4.500 sampai 4.800
Ku-Band
14.000 sampai 14.500
10.950 sampai 11.700
Pada komunikasi VSAT ada yang disebut up link dan down link. Up link adalah sinyal RF yang dipancarkan dari stasiun bumi ke satelit. Down link adalah sinyal RF yang dipancarkan dari satelit ke stasiun bumi .

Up Link dan Down Link
Di dunia Internasional, KU-Band adalah band frekuensi yang populer. KU-Band dapat mendukung trafik dengan ukuran antena yang lebih kecil dibandingkan C-Band atau Ext-C-Band. Tapi Ku-Band tidak tahan terhadap curah hujan tinggi sehingga tidak sesuai untuk digunakan di daerah Asia Tenggara. Keunggulan dan kekurangan masing-masing band frekuensi tersebut secara rinci adalah seperti berikut:
Frekuensi
Keunggulan
Kekurangan
C-Band
· World wide availability
· Teknologi yang termurah
· Tahan dari redaman hujan
· Antena berukuran relatif lebih besar
· Rentan terhadap interferensi dari satelit tetangga dan terrestrial microwave
Ku-Band
· Kapasitas relatif besar
· Antena berukuran relatif lebih kecil (0,6 – 1,8 m)
· Rentan dari redaman hujan
· Availability terbatas (faktor regional)
Pada intinya satelit menyediakan dua sumber daya, yaitu bandwidth dan tenaga amplifikasi. Pada kebanyakan jaringan VSAT, tenaga memiliki sumber daya yang lebih terbatas dibandingkan dengan bandwidth dalam transponder satelit.

Anatomi Satelit

 

.
Kedudukan Satelit
Jenis-jenis satelit bergantung kepada kedudukannya dengan permukaan bumi.
Ada 4 jenis satelit :
  • GEO -Geostaioner (geo-synchronous) earth orbit Geostasioner
  • MEO -Medium earth orbit
  • LEO -Low earth orbit Orbit bumi rendah
  • HEO -Highly elliptical orbit

1.1.Konsep Dasar V-SAT
Teknology VSAT (Very Small Aperture Terminal) merupakan salah satu solusi untuk menjangkau wilayah indonesia yang berbentuk kepulauan. Pada Bab ini, kami akan menjelaskan mengenai perangkat VSAT.
1.2.Pengertian VSAT
VSAT (Very Small Aperture Terminal) adalah stasiun penerima sinyal dari satelitdengan antena penerima berbentuk piringan dengan diameter kurang dari tiga meter. Fungsi utama dari VSAT adalah untuk menerima dan mengirim data ke satelit. Satelit berfungsi sebagai penerus sinyal untuk dikirimkan ke titik lainnya di atas bumi. Sebenarnya piringan VSAT tersebut menghadap ke sebuah satelit geostasioner. Satelit geostasioner merupakan satelit yang selalu berada di tempat yang sama sejalan dengan perputaran bumi pada sumbunya yang dimungkinkan karena mengorbit pada titik yang sama di atas permukaan bumi, dan mengikuti perputaran bumi pada sumbunya.
1.3.Komponen Perangkat VSAT
1.3.1.      Outdoor Unit (ODU)
Terdiri atas antena dan Radio Frequency Transmitter (RFT).
1. Antena
Antena  berfungsi untuk memancarkan dan menerima gelombang radio RF. Antena yang dipakai dalam komunikasi VSAT yaitu sebuah solid dish antenna yang memiliki bentuk parabola.
Fungsi antena pada komunikasi VSAT adalah sebagai berikut :
  • Memancarkan gelombang radio RF dari stasiun bumi ke satelit yang mana besar frekuensinya dari 5,925 GHz sampai dengan 6,425 GHz.
  • Menerima gelombang radio RF dari satelit ke stasiun bumi yang mana besar frekuensinya dari 3,7 GHz sampai dengan 4,2 GHz.
Bagian antena terdiri atas reflektor, feedhorn, dan penyangga. Ukuran piringan antena ataudish VSAT berkisar antara 0,6 – 3,8 meter. Ukuran dish sebanding dengan kemampuan antena untuk menguatkan sinyal.

Gambar Antena VSAT
Feedhorn dipasang pada frame antena pada titik fokusnya dengan bantuan lengan penyangga. Feedhorn mengarahkan tenaga yang ditransmisikan ke arah piringan antena atau mengumpulkan tenaga dari piringan tersebut. Feedhorn terdiri atas sebuah larik komponen pasif microwave.
2. RFT
RFT dipasang pada frame antena dan dihubungkan secara internal ke feedhorn. RFT terdiri atas:
a.        Low Noise Amplifiers (LNA)
LNA  berfungsi memberikan penguatan terhadap sinyal yang datang dari satelit melalui antena dengan noise yang cukup rendah dan bandwidth yang lebar (500 MHz).
Lemahnya sinyal dari satelit yang diterima oleh LNA disebabkan oleh faktor berikut:
·         Jauhnya letak satelit, sehingga mengalami redaman yang cukup besar disepanjang lintasannya.
·         Keterbatasan daya yang dipancarkan oleh satelit untuk mencakup wilayah yang luas.
Untuk dapat memberikan sensitivitas penerimaan yang baik, maka LNA harus memiliki noise temperatur yang rendah dan mempunyai penguatan / gain yang cukup tinggi (Gain LNA = 50 dB). LNA harus sanggup bekerja pada band frekuensi antara 3,7 GHZ sampai dengan 4,2 GHz (bandwidthnya 500 MHz). 
b.       Solid State Power Amplifier (SSPA)
SSPA berfungsi untuk memperkuat daya sehingga sinyal dapat dipancarkan pada jarak yang jauh. SSPA ini merupakan penguat akhir dalam rangkaian sisi pancar (transmit side) yang merupakan penguat daya frekuensi sangat tinggi dalam orde Gega Hertz.
Tujuan penggunaan SSPA adalah untuk memperkuat sinyal RF pancar pada band frekuensi 5,925 GHz sampai dengan 6,425 GHz dari Ground Communication Equipment (GCE) pada suatu level tertentu yang jika digabungkan dengan gain antena akan menghasilkan daya pancar (EIRP) yang dikehendaki ke satelit.
Ada hal yang perlu diperhatikan dalam mengoperasikan penguat daya frekuensi tinggi , diantaranya :
·         Besar daya output yang dihasilkan
·         Lebar band frekuensi yang harus dicakup
·         Pengaruh intermodulasi yang muncul
·         Input dan output Back – off
3.         Up / Down Converter
Perangkat ini dikemas dalam satu kemasan tetapi memiliki dua fungsi yaitu sebagai up converter dan sebagai down converter.
a. Up Converter
Berfungsi untuk mengkonversi sinyal Intermediate frequency (IF) atau sinyal frekuensi menengah dengan frekuensi centernya sebesar 70 MHz menjadi sinyal RF Up link (5,925 – 6,425 GHz).
      Gambar Up Converter
             b. Down Converter
             Berfungsi untuk mengkonversi sinyal RF Down link (3,7 MHz – 4,2 MHz)            menjadi sinyal Intermediate Frequency dengan frekuensi center sebesar 70 MHz.

       Gambar Down Converter



1.3.2.      Indoor Unit (IDU)
Modem VSAT merupakan perangkat indoor yang berfungsi sebagai modulator dan demodulator. Modulasi adalah proses penumpangan sinyal informasi kedalam sinyal IF pembawa yang dihasilkan oleh synthesiser. Frekuensi IF besarnya mulai dari 52MHz sampai 88MHz dengan frekuensi center 70 MHz. Sedangkan demodulasi adalah proses memisahkan sinyal informasi digital dari sinyal IF dan meneruskannya ke perangkat teresterial yang ada. Teknik Modulasi yang dipakai dalam modem satelit yaitu modulasi dengan sistem PSK ( Phase Shift keying ).
Gambar Contoh Modem Satelit
Lebih jauh lagi fungsi dari Modulator dan Demodulator yakni:


1.    Modulator
Modulator berfungsi untuk mencampurkan sinyal informasi digital dari perangkat teresterial kedalam sinyal IF 70MHz yang dihasilkan dari dalam modem.
                           Gambar Blok Diagram Modulator
Pada proses modulasi sinyal data masuk melalui port Interface kemudian diteruskan ke bagian Digital to Analog Converter dan diubah menjadi sinyal analog I dan sinyal Q. Sinyal I dan sinyal Q mempunyai amplitude yang sama tetapi memiliki fase yang berbeda. Sinyal I & Q diperkuat, difilter kemudian dicampur dengan sinyal IF dari sinthesizer sehingga dihasilkan sinyal IF termodulasi. Sinyal IF kemudian dikuatkan dan diatur powernya oleh bagian TX control dan kemudian diteruskan ke port IF Output di bagian belakang modem.
2.      Demodulator
Demodulator menerima sinyal dari RFT dalam range frekuensi IF dan melakukan demodulasi pada sinyal untuk memisahkan user traffic signal dari carrier.
Gambar Digram blok Demodulator
Pada proses demodulasi, sinyal IF yang diterima di masukan ke rangkain AGC. Rangkaian AGC ini berfungsi untuk mengatur kekuatan sinyal IF yang akan didemodulasi. Rangkain AGC dikontrol oleh bagian A/D converter.
Sinyal IF yang sudah disesuaikan levelnya kemudian dicampur dengan sinyal dari sintisiser sehingga menghasilkan sinyal I dan sinyal Q. Kemudian sinyal ini dikuatkan dan difilter, setelah itu sinyal I & Q masuk ke bagian A/ D converter sehingga didapatkan sinyal data digital, kemudian sinyal data digital diteruskan ke bagian interface dan diteruskan ke port interface.

Proses Transmisi Sinyal Satelit
1. Data yang akan ditransmisikan dari perangkat remote/user, terlebih dahulu memasuki modem. Dalam modem ini data dimodulasi. Proses modulasi ini menggunakan teknik PSK. Modulasi ini bertujuan untuk mentranslasikan gelombang frekuensi informasi ke dalam gelombang lain pada frekuensi yang lebih tinggi untuk dibawa ke media transmisi.
2. Setelah data tersebut dimodulasi, selanjutnya akan memasuki perangkat yang disebut RFT ( RF Transceiver) atau driver. Dalam RFT ini terdapat Up dan Down Converter. Untuk proses transmit yang digunakan adalah Up Converter. Up Converter ini berfungsi untuk mentranslasikan sinyal dari frekwensi menengah IF (Intermediate Frequency) menjadi suatu sinyal RF (Radio Frequency). Output sinyal yang dihasilkan adalah 5925 – 6425 MHz.
3. Proses selanjutnya adalah memasuki SSPA (Solid State Power Amplifier) yang berfungsi sama dengan HPA yaitu untuk memperkuat sinyal RF agar dapat diterima oleh satelit.
4. Sinyal masuk ke dalam feedhorn, sinyal dari feedhorn dipantulkan ke satelit dengan antena.
Blok Diagram IDU-ODU

Proses Receive Sinyal Satelit
1. Antena menerima sinyal dari satelit, sinyal yang diterima antena kemudian dipantulkan ke feedhorn.
2. Dari Feedhorn, sinyal diteruskan memasuki LNA (Low Noise Amplifier). Dimana LNA ini berfungsi untuk menekan noise dan memperkuat sinyal yang diterima.
3. Dari LNA sinyal diteruskan memasuki Down Converter yang berfungsi untuk mentranslasikan sinyal RF menjadi sinyal IF.
4. Setelah memasuki Down Converter, maka sinyal IF memasuki perangkat modem untuk melakukan proses demodulasi, dimana prose demodulasi itu dimaksudkan untuk memisahkan antara sinyal carrier dengan informasi yang ada di dalamnya.
5.Informasi yang sudah terpisah dari sinyal carrier kemudian diteruskan ke perangkat user seperti Router , Multiplexer, dan sebagainya.
Keunggulan dan kekurangan
Keunggulan VSAT:
  • Pemasangannya cepat.
  • Jangkauan terjauh dapat mencapai setengah permukaan bumi.
Kekurangan VSAT:
  • Koneksinya rentan terhadap gangguan cuaca (terhadap molekul air).
  • Memakan tempat, terutama untuk piringannya.
  • Latency yang lebih tinggi di bandingkan kabel.